Peluncuran Peta Jalan Ekonomi Sirkular 2025-2045 oleh Bappenas merupakan langkah maju yang sangat positif dalam upaya mencapai keberlanjutan lingkungan di Indonesia. Dari perspektif seorang pengamat lingkungan bersih, ada beberapa poin penting yang dapat diberikan sebagai komentar terhadap artikel ini:
-
Pentingnya Ekonomi Sirkular: Ekonomi sirkular adalah konsep yang sangat mendukung kelestarian lingkungan dengan meminimalkan limbah dan memaksimalkan penggunaan kembali sumber daya. Penerapan 9R (refuse, rethink, reduce, reuse, repair, refurbish, remanufacture, repurpose, recycle) sangat penting untuk memastikan bahwa sumber daya digunakan secara efisien dan berkelanjutan.
-
Kontribusi terhadap Emisi GRK: Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) adalah salah satu prioritas utama dalam upaya melawan perubahan iklim. Target penurunan emisi sebesar 126 juta ton karbon dioksida adalah langkah yang sangat penting dan ambisius. Namun, perlu adanya komitmen kuat dari semua pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, untuk mencapainya.
-
Manfaat Ekonomi dan Sosial: Peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Rp 638 triliun dan penciptaan 4,4 juta lapangan kerja hijau, di mana 75% adalah tenaga kerja perempuan, menunjukkan bahwa ekonomi sirkular tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan.
-
Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan: Penurunan susut dan sisa pangan adalah langkah yang sangat krusial dalam mengatasi masalah ketahanan pangan dan sampah. Pengelolaan yang efektif dapat mencegah kerugian ekonomi dan memenuhi kebutuhan energi penduduk yang kekurangan.
-
Tingkat Ketercapaian yang Masih Rendah: Data yang menunjukkan tingkat input material sirkuler sebesar 9%, tingkat daya tahan produk 4%, dan tingkat daur ulang 5% mengindikasikan bahwa Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk mengejar ketinggalan dengan negara-negara lain. Ini menekankan pentingnya penguatan strategi dan perencanaan yang lebih efektif.
-
Kolaborasi dan Inovasi: Peluncuran peta jalan ini harus menjadi titik awal untuk kolaborasi yang lebih erat antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Green Economy Expo 2024 harus dimanfaatkan sebagai platform untuk berbagi ide dan solusi inovatif yang dapat mendukung implementasi ekonomi sirkular di Indonesia.
Secara keseluruhan, peta jalan ini adalah langkah yang sangat diperlukan dan patut diapresiasi. Namun, implementasi yang konsisten dan pengawasan yang ketat sangat penting untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Sumber Lain :
Bappenas Luncurkan Peta Jalan Ekonomi Sirkular 2025-2045
KOMPAS.com – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) meluncurkan Peta Jalan & Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia 2025-2045. Bappenas juga meluncurkan Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan Dalam Mendukung Pencapaian Ketahanan Pangan Menuju Indonesia Emas 2045. “Melalui kerja sama dengan berbagai pihak, telah tersusun peta jalan dan rencana aksi ekonomi sirkuler, serta peta jalan penurunan susut dan sisa pangan yang diluncurkan pada hari ini,” ucap Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Green Economy Expo 2024 di Jakarta, Rabu (3/7/2024), sebagaimana dilansir Antara.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Indonesia berkomitmen mengatasi perubahan iklim dengan menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan agar generasi mendatang memperoleh manfaat berkat upaya tersebut. Karena itu, penurunan intensitas emisi gas rumah kaca (GRK) menuju emisi net zero atau net zero emission (NZE) dilakukan melalui ekonomi hijau yang berlandaskan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim.
Sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan ekonomi hijau, ekonomi sirkular akan mendorong penerapan 9R yakni refuse, rethink, reduce, reuse, repair, refurbish, remanufacture, repurpose, dan recycle) yang mencakup intervensi di seluruh rantai nilai. Penerapan ekonomi sirkular yang diterapkan pada lima prioritas yaitu pangan, elektronik, kemasan plastik, konstruksi, dan tekstil, akan memberikan manfaat. Baca juga: Aneka Tantangan Ekonomi Sirkular di Indonesia, Kurang Kolaborasi Beberapa manfaat tersebut adalah peningkatan produk domestik bruto (PDB) hingga Rp 638 triliun pada 2030, penciptaan 4,4 juta lapangan kerja hijau dengan 75 persen merupakan tenaga kerja perempuan hingga 2030, serta kontribusi pada penurunan emisi GRK sebesar 126 juta ton karbon dioksida. Pada sektor pangan, pengendalian susut dan sisa pangan menjadi salah satu strategi intervensi prioritas. Strategi ini dapat menekan jumlah timbulan sampah sebesar 18-52 persen dibandingkan business as usual pada 2030. Selain itu, dapat mencegah risiko kehilangan ekonomi sekitar Rp231 triliun-Rp 551 triliun per tahun. Pemanfaatan sisa pangan yang masih layak konsumsi juga disebut dapat memenuhi kebutuhan energi sebanyak 62 persen dari total penduduk yang kekurangan energi. Baca juga: Implementasi Ekonomi Sirkular Wujudkan Pertumbuhan Berkelanjutan Aksi ini turut dapat berkontribusi menurunkan emisi 1.702,0 metrik ton carbon dioksida ekuivalen atau 7,3 persen dari total emisi GRK pada 2019. Pada 2023, Bappenas menghitung tingkat ketercapaian ekonomi sirkular oleh pemerintah dan pelaku usaha. Hasil menunjukkan, capaian ekonomi sirkular Indonesia untuk lima sektor prioritas adalah tingkat input material sirkuler sebesar 9 persen, tingkat daya tahan produk 4 persen, dan tingkat daur ulang 5 persen. Capaian tersebut dianggap sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain, sehingga diperlukan penguatan, perencanaan, dan strategi untuk unlocking berbagai manfaat yang telah dipertahankan dengan mengacu pada kerangka 9R. “Selama penyusunan kedua dokumen ini, kami berharap kedua dokumen ini dijadikan acuan oleh seluruh pemangku kepentingan. Kami juga berharap agar Green Economy Expo 2024 menjadi melting point inovasi hijau, dimana gagasan, solusi-solusi muncul, dan dibahas,” ujar Suharso
Download Dokumen dibawah ini :
Peta Jalan Ekonomi Sirkular 2025-2045