Mengapa Condition Based Monitoring Penting untuk Lingkungan Building Engineering ?
-
Mencegah kegagalan mendadak
Banyak sistem kritikal di gedung—seperti trafo, switchgear, kabel daya, motor, sistem pendingin, dan instalasi HV/LV — yang kerusakannya bisa menimbulkan dampak besar: gangguan operasional, biaya perbaikan yang tinggi, hingga keselamatan penghuninya. -
Efisiensi dalam pemeliharaan (maintenance)
Alih-alih melakukan pemeliharaan dengan jadwal tetap (time-based), CBM memungkinkan pemeliharaan dilakukan berdasarkan kondisi nyata peralatan. Ini bisa menghemat waktu dan biaya, karena tidak melakukan servis yang belum diperlukan, sekaligus menghindari downtime tidak terduga. -
Keselamatan aset & manusia
Dengan monitoring kontinu, potensi masalah listrik, panas berlebih, kelembapan, kerusakan isolasi, atau tekanan gas yang abnormal bisa dideteksi sejak dini. Risiko kebakaran, korsleting, ledakan akibat gas atau tekanan juga bisa diminimalkan. -
Penghematan jangka panjang
Investasi di sistem monitoring yang baik biasanya akan terbayar lewat penurunan biaya pemeliharaan, penggantian komponen, dan risiko kerusakan besar yang memerlukan overhaul atau penggantian total.
Bagaimana Condition Based Monitoring Bekerja: Elemen-Utama
Untuk menerapkan CBM yang efektif di gedung/instalasi engineering, ada beberapa komponen yang harus ada:
Komponen | Fungsi Utama |
---|---|
Sensor-fisik (hardware) | Mengukur kondisi seperti temperatur, panas permukaan, kelembapan, gas/loss of SF6, arus/tegangan, vibrasi, tekanan, dll. |
Kemampuan Energy Harvesting / daya rendah | Sensor yang bisa bekerja tanpa perlu sering ganti baterai atau tanpa kabel power besar sangat ideal untuk tempat sulit dijangkau. |
Komunikasi wireless | Transmisi data secara rutin/real-time ke sistem pusat, bisa melalui gateway yang mendukung protokol IoT. |
Pengolahan data & logika cerdas | Memfilter data, mendeteksi anomali, memberikan alert atau rekomendasi tindakan berdasarkan threshold/pola. Bisa juga menggunakan AI/ML untuk prediksi kegagalan. |
Dashboard & visualisasi | Menampilkan data historis, tren, peta risiko, status peralatan, laporan yang mudah diakses oleh engineer dan manajemen. |
Teknologi Terkini yang Mendukung CBM
Referensi dari pengembangan sensor dan solusi monitoring terkini (termasuk yang dikembangkan oleh perusahaan sensor global), menunjukkan beberapa poin menarik:
-
Sensor wireless yang bebas baterai (battery-free) dan energy harvesting, yang memanfaatkan sumber energi seperti panas, medan listrik, induksi, atau cahaya, memungkinkan pemasangan di lokasi sulit tanpa maintenance daya yang tinggi.
-
Konsumsi daya sangat rendah pada keadaan stand-by (contoh sekitar 0,7 µA), membuat perangkat bisa standby dalam durasi yang sangat panjang hingga saat diperlukan aktif.
-
Sensor yang dilengkapi kemampuan pemrosesan lokal (“think before transmit”) — artinya sensor tidak sekadar mengirim semua data mentah terus menerus, tetapi melakukan filter, analisis awal, dan hanya mengirim yang relevan atau pada kondisi tertentu, sehingga efisiensi data dan daya lebih optimal.
-
Varian sensor yang spesifik untuk aplikasi: misalnya plug thermal untuk sambungan kabel, ring thermal untuk koneksi padat, sensor kelembapan & densitas gas, sensor termal CT, dan lain-lain.
Implementasi Condition Based Monitoring di Gedung: Langkah-Langkah Praktis
Berikut cara yang bisa diikuti oleh engineering building untuk memulai dan menerapkan CBM secara efektif:
-
Inventarisasi perangkat dan titik-kritikal
Tentukan mesin, panel, kabel, dan sistem mana yang paling penting untuk operasional dan paling rawan kerusakan (trafo, switchgear, MV/LV panel, kabel overhead/dalam, motor HVAC, pompa air, dsb.). -
Tentukan parameter yang harus dipantau
Parameter umum: temperatur / panas permukaan sambungan & switch, kelembapan, densitas gas (untuk sistem gas yang digunakan), getaran (vibrasi), pressure, arus/tegangan, korona, dll. -
Pilih teknologi sensor yang sesuai
-
Jika lokasi sulit dijangkau, pilih sensor wireless & energy harvesting.
-
Pastikan sensor aman secara lingkungan kerja: tahan panas, tahan kelembapan, isolasi yang baik, proteksi enclosures.
-
Sensor dengan pemrosesan lokal bila data besar atau trafik jaringan dibatasi.
-
-
Infrastruktur komunikasi & integrasi
-
Gateway/receiver yang kompatibel, memastikan ada backbone jaringan (WiFi, LoRa, NB-IoT, atau jaringan internal).
-
Keamanan data & komunikasi (enkripsi, manajemen akses).
-
Integrasi dengan sistem monitoring atau SCADA / BMMS yang sudah ada di gedung.
-
-
Setup sistem alert / threshold / predictive model
-
Tetapkan threshold awal berdasarkan spesifikasi pabrikan dan pengalaman.
-
Tambahkan logika alert jika ada anomali (misalnya temperatur sambungan naik drastis, gas berkabut, kelembapan meningkat).
-
Bila memungkinkan, gunakan data historis + algoritma prediksi (machine learning) agar bisa mengidentifikasi tren menuju kerusakan sebelum terjadi.
-
-
Dashboard & reporting
-
Dashboard yang user friendly untuk engineer: status peralatan, alarm & histori.
-
Pelaporan untuk manajemen: biaya yang dihemat, downtime yang dicegah, estimasi ROI.
-
-
Uji coba pilot, evaluasi, dan peningkatan
Mulai dari satu area atau sistem (misalnya satu switchgear atau satu transformator), kemudian pantau hasilnya (performa monitoring, false alarms, pemeliharaan yang berhasil dioptimalkan). Evaluasi hasil, kemudian perluas ke seluruh gedung atau properti.
Bagaimana Solusi AIOTKU Bisa Membantu
AIOTKU dapat menyediakan solusi end-to-end yang mendukung semua aspek di atas, dengan fitur antara lain:
-
Sensor wireless yang sangat hemat daya dan beberapa yang tanpa baterai, cocok untuk lokasi lokasi sulit.
-
Beragam jenis sensor: thermal (permukaan & internal), kelembapan / gas, densitas, suhu sambungan, strip thermal, dll, sehingga bisa disesuaikan kebutuhan spesifik suatu instalasi gedung.
-
Gateway / receiver modular, integrasi komunikasi wireless yang aman dan handal.
-
Platform software: dashboard untuk monitoring real-time, alert / notifikasi otomatis, histori data, visualisasi tren, laporan performance dan estimasi prediktif.
-
Dukungan integrasi dengan sistem existing (SCADA / BMS), serta kemampuan untuk skala pilot → full integrasi.
Manfaat Khusus untuk Engineering Building di Indonesia
-
Gedung sering menghadapi tantangan kelembapan tinggi, panas ekstrim, dan polusi yang dapat mempercepat degradasi peralatan listrik dan sambungan. Monitoring kondisi memungkinkan penanganan cepat terhadap isu seperti korosi, isolasi rusak, atau koneksi yang longgar.
-
Biaya listrik dan operasional yang makin besar: tempering panas berlebih di sambungan listrik dan kabel bisa menyebabkan loss energi. Deteksi dini bisa menghemat konsumsi dan mencegah pemborosan.
-
Regulasi keamanan dan keselamatan kerja semakin ketat. Memiliki sistem monitoring yang mendukung audit dan kepatuhan bisa menjadi nilai tambah.
-
Keamanan dan kenyamanan penghuni (tenant) sangat tergantung pada kontinuitas listrik / HVAC / sistem bangunan lainnya. Downtime mengganggu operasi tenant dan reputasi pengelola gedung.
Kesimpulan & Rekomendasi
-
Condition Based Monitoring bukan lagi sekadar “fitur tambahan” — di banyak gedung modern dan fasilitas kritikal, CBM sudah menjadi kebutuhan agar operasional tetap efisien, aman, dan berkelanjutan.
-
Dengan teknologi sensor modern yang hemat daya bahkan tanpa baterai, transmisi wireless, dan analitik cerdas, banyak tantangan teknis yang dulu menghambat (seperti kebutuhan perawatan sensor, jaringan kabel, atau daya) sekarang bisa diatasi.
-
Pelaksanaan paling baik dimulai dari pilot kecil → evaluasi → skala penuh, sambil memastikan dukungan perangkat (hardware), software, dan manusia (engineer & maintenance) yang memahami cara kerja sistem.
-
AIOTKU siap membantu sebagai mitra solusi, dari konsultasi kebutuhan, instalasi sensor & infrastruktur, hingga integrasi sistem dan monitoring jangka panjang.
Tertarik ? hubungi kami segera untuk atur janji DEMO
Battery-Free. Wireless. Limitless
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |